Informasi Lifestyle – salah satu alasan para orangtua mencukur rambut bayinya adalah agar si kecil mempunyai rambut yang lebih lebat dan tebal. Apakah pemahaman tersebut hanya sekedar mitos belaka ataukah hal tersebut bisa dibuktikan secara ilmiah dengan ilmu pengetahuan.
Benarkah Cukur Rambut Bayi Bisa Bikin Rambut Lebih Tebal ? Sampai saat ini belum ada referensi kesehatan yang merujuk pada keterkaitan antara cukur rambut dengan ketebalan rambut. Hal ini dikarenakan lebat dan tebalnya rambut manusia tergantung pada folikel rambut dan dipengaruhi oleh faktor genetik dan gizi. Jadi apabila jumlah folikelnya sedikit , rambut mau digunduli berapa kalipun tidak akan bertambah lebat.
Folikel merupakan selubung akar rambut yang terbentuk semenjak dini didlam kandungan dan terus menerus berkembang hingga bayi dilahirkan dan tumbuh besar. Jumlah folikel tersebut itulah yang menentukan lebat atau tidaknya rambut, dan biasanya faktor genetik ikut mempengaruhi yang tidak terbatas dari ayah ataupun ibu akan tetapi juga bisa dari kakek dan nenek.
Lingkungan juga ikut memiliki peran terhadap tekstur rambut, rambut yang sering terpapar oleh sinar matahai atau polusi juga bisa membuat rambut menjadi kering dan kusam. Faktor lain yang mempengaruhi adalah gizi dan lingkungan. Anak yang kurang gizi bisa dilihat dari pertumbuhan rambutnya yang tipis dan merah. Meski begitu, ada juga tekstur rambut yang pembawaannya memang sudah lemas, tipis, dan merah meski sebetulnya tidak mengalami kekurangan zat gizi tertentu. Untuk mengoptimalkan kesehatan rambut si kecil, selama ia tetap terlihat nyaman, boleh saja orangtua memanfaatkan minyak kemiri, minyak santan, atau tonik rambut khusus bayi.
Hanya saja, minyak dapat membuat kulit kepala bayi lengket dan kotor. Karena itu, ada baiknya rambut bayi dicukur plontos agar mudah dibersihkan kembali. Gosok dan pijat lembut kulit kepalanya agar peredaran darah di kepala menjadi lebih lancar dan mulut folikel menjadi lebar untuk menyerap zat gizi yang diberikan.
Lingkungan juga ikut memiliki peran terhadap tekstur rambut, rambut yang sering terpapar oleh sinar matahai atau polusi juga bisa membuat rambut menjadi kering dan kusam. Faktor lain yang mempengaruhi adalah gizi dan lingkungan. Anak yang kurang gizi bisa dilihat dari pertumbuhan rambutnya yang tipis dan merah. Meski begitu, ada juga tekstur rambut yang pembawaannya memang sudah lemas, tipis, dan merah meski sebetulnya tidak mengalami kekurangan zat gizi tertentu. Untuk mengoptimalkan kesehatan rambut si kecil, selama ia tetap terlihat nyaman, boleh saja orangtua memanfaatkan minyak kemiri, minyak santan, atau tonik rambut khusus bayi.
Hanya saja, minyak dapat membuat kulit kepala bayi lengket dan kotor. Karena itu, ada baiknya rambut bayi dicukur plontos agar mudah dibersihkan kembali. Gosok dan pijat lembut kulit kepalanya agar peredaran darah di kepala menjadi lebih lancar dan mulut folikel menjadi lebar untuk menyerap zat gizi yang diberikan.
Comments
Post a Comment